Sumber : Jurnalis Senior Kemenag Jabar | Editor : Syahidin
Tasikmalaya, warpol.id || Makan Bergizi Gratis (MBG) itu nawaetunya mah baik. Memberi anak anak sekolah makan - makanan bergizi. Maksudnya supaya fisiknya sehat dan otaknya hebat.
"Tapi ingat tak selamanya niat baik itu berhasil baik."
Salah satu contoh yang akurat adalah, menolong orang berkelahi, kalau tidak hati-hati malah kita kenal bogem mentah. Pun demikian dengan Makan Bergizi Gratis.
Belakangan ini viral dimana mana, telah terjadi ratusan korban keracunan pasca menyantap MBG. Mereka sakit perut, pusing, mual dan muntah muntah.
Setidaknya ada 8 tempat yang dilaporkan mengalami kejadian itu sejak akhir 2024.
- Di Nganjuk Jawa Timur 7 siswa SDN Banaran kecamatan Bagor ambruk setelah menyantap MBG dengan lauk pauk nasi ayam goreng dan SOP,
- Sukoharjo Jawa Tengah (16) Januari 2025, 40 orang siswa dilarikan ke Puskesmas,
- Nunukan Kalimantan Utara 30 siswa
- Pandeglang Banten (19 Januari ), 28 orang,
- Waingapu 29 orang,
- Tarakan 12 orang,
- Batang Jawa Tengah 60 orang,
- Cianjur Jawa Barat (22 April) 85 orang dan
- Bombana Sulawesi Tenggara ( 23 April) puluhan orang siswa.
Gejalanya hampir sama, sakit perut, pusing, mual dan muntah muntah.
Dinas Kesehatan kabupaten Cianjur telah menetapkan itu sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa).
Banyak kritik terarah ke Badan Gizi Nasional .
ICW, DPR minta BGN mengevaluasi teknis MBG.
Kepala MBG Dadan Hindayana mengaku pihaknya berencana membuat Standard Operating Procedure (SOP). Kepala BGN Dadan Hindayana menilai kejadian itu kecil, hanya 0,5 %.
Dadan mengatakan, dari hasil penelitian di Cianjur dia mendapati sumber keracunan itu dari tempat makanan (food tray) yang dibuat dari plastik.
Secara umum racun itu terjadi dari tempat pengolahan dan penyimpanan sebelum saji. Dan untuk itu Dadan berniat membuat standar operasional.
"Tapi pernyataan kepala BGN itu dikritik Koalisi Kawal Pendidikan Jakarta. Irwan Ardin dari Koalisi Kawal Pendidikan Jakarta menyebut Dadan Hindayana tidak sensitif. Ia dianggap tidak peduli dengan perasaan orang tua murid. Satu orang korbanpun bagi orang tua merupakan malapetaka yang harus dihindari".
Irwan juga menyebut dari hasil penelitiannya, banyak orang tua yang ingin menghindari MBG itu.
Koalisi Pendidikan Jakarta minta agar pemerintah pemilik program MBG segera melakukan evaluasi secata serius dan menyeluruh, termasuk wacana tindak pidana korupsi yang banyak terjadi. KPJ juga minta agar pejabat tidak alergi dengan kritik masyarakat.
La iyalah, jangan sampai itu program Makan Bergizi Gratis berubah makna menjadi Makan Beracun Gratis sama sama MBG .
Waduh bahaya tah.***
Posting Komentar